Muncul Rencana Pelajaran Sejarah Tidak Wajib, Ini Tanggapan Pemerhati dan Sejarawan

ilustrasi----

Beredar kabar penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum berkembang setelah tesebarnya file sosialisasi Kemendikbud tentang penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional yang akan diterapkan Maret 2021.

File tersebut beredar luas di media sosial. Sontak, hal ini menjadi perbincangan hangat warganet. Salah satunya pemilik akun twitter @mazzini_gsp yang selama ini dikenal sebagai pemerhati sejarah menyebut rencana Kemendikbud menjadikan pelajaran sejarah sebagai pilihan sangat mengecewakan. 

"Jika ingin menghancurkan peradaban suatu bangsa, hancurkan ingatan tentang sejarah bangsa di otak para pemudanya. "Jika ingin menghancurkan peradaban suatu bangsa, hancurkan ingatan tentang sejarah bangsa di otak para pemudanya. Jadi rencana Kemendikbud menjadikan pelajaran sejarah tidak wajib, hanya sebagai pelajaran pilihan di SMA, bahkan dihilangkan di SMK jelas sangat mengecewakan, cuitnya, Jumat (18/9/2020). 

Jadi rencana Kemendikbud menjadikan pelajaran sejarah tidak wajib, hanya sebagai pelajaran pilihan di SMA, bahkan dihilangkan di SMK jelas sangat mengecewakan.

Jadi rencana Kemendikbud menjadikan pelajaran sejarah tidak wajib, hanya sebagai pelajaran pilihan di SMA, bahkan dihilangkan di SMK jelas sangat mengecewakan, cuitannya pada Jumat (18/9/2020). 

Keberatan mengenai rencana pelajaran sejarah dijadikan pilihan juga datang dari Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia (PP-MSI). 

Dikutip dari Era.id, PP-MSI meminta agar pelajaran sejarah tetap dipertahankan sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum. 

"Pelajaran sejarah tetap dipertahankan sebagai pelajaran wajib di sekolah menengah karena merupakan instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter siswa," ujar Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia Hilman Farid melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/9/2020).

Hilman menegaskan, pelajaran sejarah berperan penting dalam memberikan arah dan inspirasi bagi penyelesaian masalah kebangsaan, memberikan rujukan nyata dan teladan bagi generasi muda, meningkatkan apresiasi terhadap karya para pendahulu, memberikan perspektif dan ukuran untuk menilai perjalanan bangsa.

"Dalam hal itu pelajaran sejarah memang sangat menentukan dalam proses pendidikan secara keseluruhan," katanya.

Karena itu, selain meminta mata pelajaran sejarah tetap menjadi pelajaran wajib, Hilman juga meminta setiap siswa di setiap jenjang pendidikan, baik yang bersifat umum maupun kejuruan, mendapatkan pendidikan sejarah dengan kualitas yang sama.







0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post